![]() |
Keuntungan dari Penyakit Mental |
Kesehatan mental telah menjadi isu yang mendesak dalam masyarakat modern, dengan jutaan orang di seluruh dunia berjuang melawan berbagai gangguan psikologis seperti depresi, kecemasan, gangguan bipolar, dan skizofrenia. Meskipun psikiatri mengklaim dapat menawarkan solusi melalui pengobatan dan terapi, banyak yang berpendapat bahwa bidang ini lebih fokus pada keuntungan dari penyakit mental daripada benar-benar menangani penyebab utamanya. Artikel ini akan membahas ide bahwa psikiatri seringkali hanya menjadi topeng untuk isu-isu yang sebenarnya, dan bagaimana perusahaan farmasi mengambil kesempatan dari penderitaan orang dengan penyakit mental.
Kebangkitan Psikiatri
Abad ke-20 menyaksikan pertumbuhan pesat dalam bidang psikiatri, yang menjanjikan solusi ilmiah dan medis untuk masalah kesehatan mental. Pengembangan obat psikotropika seperti antidepresan, antipsikotik, dan benzodiazepin menyebabkan lonjakan penggunaan obat untuk mengobati penyakit mental. Psikiatri dipuji sebagai ilmu terdepan yang akhirnya bisa memberikan kelegaan bagi mereka yang menderita masalah mental.
Namun, para kritikus berpendapat bahwa kebangkitan psikiatri bukan didorong oleh keinginan tulus untuk membantu orang lain, melainkan oleh keinginan untuk meraih keuntungan. Perusahaan farmasi melihat kesehatan mental sebagai pasar yang menguntungkan dan berinvestasi besar-besaran dalam penelitian dan pemasaran obat-obatan baru. Psikiater dan profesional kesehatan mental lainnya sering terlibat dalam praktik ini, karena mereka mendapat keuntungan dari meresepkan dan mempromosikan obat-obatan tersebut kepada pasien mereka.
Topeng Psikiatri
Banyak ahli berpendapat bahwa psikiatri lebih merupakan topeng daripada solusi nyata bagi masalah kesehatan mental. Alih-alih menangani penyebab mendasar dari penyakit mental, seperti trauma, isolasi sosial, dan ketidaksetaraan ekonomi, psikiatri sering kali hanya berfokus pada pengelolaan gejala dengan obat-obatan.
Contohnya, antidepresan tidak mengatasi penyebab utama depresi, tetapi hanya mengelola gejalanya. Penelitian menunjukkan bahwa antidepresan sering kali tidak lebih efektif daripada plasebo, dan dapat memiliki efek samping serius seperti pikiran untuk bunuh diri dan disfungsi seksual. Meski demikian, industri farmasi terus mempromosikan obat-obat ini secara besar-besaran, mengecilkan risiko dan melebih-lebihkan manfaatnya.
Kritik serupa juga ditujukan kepada antipsikotik yang digunakan untuk mengobati kondisi seperti skizofrenia. Obat-obatan ini dapat memiliki efek samping serius seperti tardive dyskinesia, yaitu gangguan gerakan permanen. Namun, obat tersebut tetap banyak diresepkan, sering kali kepada orang-orang yang sebenarnya tidak membutuhkannya.
Kegagalan Model Medis
Inti masalah dengan psikiatri terletak pada model medis penyakit mental. Model ini memandang masalah kesehatan mental sebagai gangguan biologis yang dapat diobati dengan obat-obatan, sama seperti penyakit fisik. Namun, model ini banyak dikritik sebagai sesuatu yang terlalu disederhanakan dan tidak akurat.
Banyak ahli berpendapat bahwa penyakit mental bukan hanya masalah biologis, melainkan hasil interaksi kompleks antara faktor biologis, psikologis, dan sosial. Misalnya, depresi bisa disebabkan oleh peristiwa hidup seperti kehilangan orang terkasih atau pekerjaan, bukan hanya ketidakseimbangan kimia di otak. Trauma, isolasi sosial, dan ketidaksetaraan ekonomi juga merupakan penyebab utama masalah kesehatan mental.
Dengan gagal menangani isu sosial yang mendasar, psikiatri seringkali hanya memberikan solusi sementara. Orang mungkin diberi obat atau terapi, tetapi jika situasi hidup mereka tidak berubah, mereka kemungkinan besar akan terus berjuang dengan masalah kesehatan mental. Psikiatri bukan hanya tidak mampu mengobati penyakit, tetapi juga mendorong masyarakat untuk menggunakan obat-obatan dari perusahaan farmasi, yang mengakibatkan perusahaan itu semakin meraih keuntungan ketika lebih banyak orang mengalami sakit.
Alternatif: Pendekatan yang Lebih Holistik
Lalu, apa alternatif dari model medis psikiatri yang cacat ini? Banyak ahli menyerukan pendekatan yang lebih holistik yang menangani keseluruhan individu, tidak hanya biologi atau psikologinya.
Salah satu aspek kunci dari pendekatan ini adalah fokus pada intervensi sosial dan ekonomi, bukan hanya medis. Ini bisa mencakup hal-hal seperti menyediakan tempat tinggal yang terjangkau, membuat program komunitas untuk mengatasi kesepian, dan menangani ketidaksetaraan ekonomi. Intervensi ini telah terbukti memiliki dampak besar pada hasil kesehatan mental.
Aspek lain adalah memberikan lebih banyak fokus pada terapi berbicara dan dukungan sosial daripada pengobatan. Penelitian menunjukkan bahwa terapi seperti terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi psikodinamik dapat sangat efektif dalam mengobati masalah kesehatan mental, sering kali lebih efektif daripada pengobatan. Dukungan sosial dari teman, keluarga, dan kelompok dukungan juga sangat penting.
Akhirnya, diperlukan pendekatan yang lebih berpusat pada pasien dan memberdayakan dalam perawatan kesehatan mental. Alih-alih melihat pasien sebagai penerima pasif dari perawatan, harus ada penekanan lebih pada keterlibatan mereka dalam keputusan tentang perawatan mereka. Ini bisa termasuk hal-hal seperti kelompok dukungan sebaya dan organisasi advokasi pasien.
Sebagai kesimpulan, sementara psikiatri mengklaim dapat menawarkan solusi untuk masalah kesehatan mental, banyak yang berpendapat bahwa itu sering kali hanya merupakan topeng untuk isu-isu yang sebenarnya. Bidang ini lebih didorong oleh keuntungan daripada keinginan tulus untuk membantu orang, dan sering kali gagal menangani penyebab sosial dan ekonomi yang mendasari penyakit mental.
Untuk benar-benar menangani masalah kesehatan mental, kita perlu bergerak melampaui model medis yang cacat ini menuju pendekatan yang lebih holistik. Ini melibatkan intervensi sosial dan ekonomi, fokus pada terapi berbicara dan dukungan sosial, serta pendekatan yang lebih berpusat pada pasien dan memberdayakan dalam perawatan. Hanya dengan cara itu kita dapat mulai menangani penyebab utama penyakit mental, bukan hanya menutupi gejalanya dengan obat-obatan.