![]() |
The Great Reset |
Sebuah klaim yang sangat menggemparkan beredar di internet, bersumber dari situs State of the Nation. Klaim tersebut menyatakan adanya sebuah dokumen resmi yang dirahasiakan, yang merinci sebuah rencana mengerikan di balik agenda "The Great Reset" dan "Agenda 2030". Dokumen ini disebut-sebut sebagai cetak biru dari apa yang oleh sumber itu dinamakan "Solusi Akhir" (Final Solution), yaitu sebuah rencana depopulasi atau pengurangan populasi global secara masif.
Menurut sumber tersebut, rencana ini bukanlah sekadar teori, melainkan sebuah agenda yang sedang dijalankan secara sistematis dengan tujuan utama untuk melenyapkan setidaknya 7 miliar manusia dari muka bumi.
Tujuan Akhir: Populasi Dunia Menjadi 500 Juta Jiwa
Inti dari dokumen yang diduga bocor tersebut adalah sebuah rencana untuk secara drastis mengurangi populasi dunia dari angka saat ini (sekitar 7,7 - 8 miliar) menjadi hanya 500 juta jiwa. Ini berarti, jika klaim ini benar, sekitar 7,2 miliar hingga 7,5 miliar orang akan "dihilangkan" dari planet ini pada tahun 2030.
Sumber tersebut mengklaim bahwa "para arsitek" di balik The Great Reset telah menentukan siapa saja yang akan selamat dan siapa yang akan menjadi korban. Dokumen tersebut konon merinci alokasi populasi yang "diizinkan" untuk tetap hidup di berbagai belahan dunia.
Berikut adalah rincian populasi yang akan disisakan menurut dokumen yang diklaim telah bocor tersebut:
- Amerika Serikat: 100 juta jiwa
- Kanada: 15 juta jiwa
- Amerika Selatan: 20 juta jiwa
- Eropa: 100 juta jiwa
- Asia: 150 juta jiwa
- Afrika: 50 juta jiwa
- Australia: 5 juta jiwa
- Selandia Baru: 2 juta jiwa
- Lain-lain: 58 juta jiwa
Total Populasi yang Selamat: 500.000.000 jiwa atau setengah miliar jiwa
Berdasarkan perhitungan ini, jika populasi dunia saat ini di tahun 2025 adalah 8,2 miliar, maka jumlah populasi yang direncanakan untuk "dilenyapkan" atau "dibunuh" adalah 7.700.000.000 (tujuh koma tujuh miliar) orang. Angka ini sejalan dengan klaim utama tentang depopulasi 7 miliar manusia.
Mekanisme Pelaksanaan: "Fase Pembunuhan" Melalui Senjata Biologis
Bagaimana cara mereka akan mencapai pengurangan populasi yang begitu ekstrem? Artikel tersebut menuduh bahwa mekanisme utamanya adalah melalui apa yang mereka sebut sebagai "fase pembunuhan" (kill phase).
Sumber tersebut secara eksplisit menuduh bahwa pandemi COVID-19 adalah sebuah "plandemic" atau pandemi yang direncanakan, dan vaksin COVID-19 yang dikembangkan adalah senjata biologis (bioweapon) yang dirancang khusus untuk tujuan depopulasi ini.
Menurut klaim mereka, vaksin-vaksin ini tidak dirancang untuk melindungi, melainkan untuk menyebabkan berbagai efek mematikan dalam jangka waktu tertentu, seperti:
- Memicu berbagai jenis kanker yang agresif dan cepat.
- Menyebabkan kelumpuhan sistem kekebalan tubuh, mirip dengan AIDS.
- Memicu penyakit autoimun dan sindrom peradangan multisistem.
- Menyebabkan keguguran massal dan sterilisasi permanen.
- Menimbulkan gangguan neurologis dan penyakit prion (seperti penyakit Sapi Gila).
Semua ini, menurut artikel tersebut, adalah bagian dari sebuah operasi psikologis global (psyop) yang dirancang untuk menipu populasi dunia agar secara sukarela menerima "suntikan kematian" mereka sendiri dengan dalih kesehatan publik.
Baca Juga: 13 Kebenaran yang Hilang di Balik Sorotan Media
Agenda Tersembunyi di Balik The Great Reset dan Agenda 2030
Klaim ini menempatkan inisiatif global yang dikenal luas, seperti Agenda 2030 dari PBB dan The Great Reset dari World Economic Forum (WEF), sebagai kedok. Di permukaan, agenda-agenda ini berbicara tentang tujuan mulia seperti pembangunan berkelanjutan, kesetaraan, dan mengatasi perubahan iklim.
Namun, sumber tersebut berargumen bahwa ini hanyalah narasi publik yang menipu. Di baliknya, tersembunyi sebuah agenda totaliter yang bertujuan untuk mengambil alih kendali penuh atas semua sumber daya planet, termasuk populasi manusia itu sendiri. Dengan mengurangi populasi secara drastis, para "elite globalis" ini—sebutan yang digunakan dalam artikel—dapat dengan lebih mudah mengelola sisa populasi yang ada dan menguasai seluruh aset dunia.
Tahun 2030 menjadi tonggak penting karena merupakan batas waktu yang ditetapkan oleh PBB untuk Agenda Pembangunan Berkelanjutan. Menurut para penganut teori ini, tahun tersebut juga menjadi target waktu untuk menyelesaikan fase utama dari rencana depopulasi global.
Referensi: The Great Reset and The Plan for The Transformation of Humanity