Dr. David Martin Bongkar WHO: Agenda Tersembunyi di Balik Pandemi Global

Dr. David Martin menuduh WHO sebagai organisasi yang menyalahgunakan krisis kesehatan global untuk kepentingan elit dan industri farmasi. Baca selengkapnya pengungkapan mengejutkan dan bukti-buktinya.
Organisasi Pembunuh Berkedok Kesehatan


Dalam sebuah pidato yang penuh keberanian, Dr. David Martin, seorang peneliti medis dan hukum ternama, mengungkap tindakan buruk dan kriminal yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Oraganization WHO) — lembaga yang selama ini dikenal sebagai pelindung kesehatan masyarakat, namun menurutnya menyembunyikan niat jahat.

Martin menegaskan bahwa WHO bukanlah organisasi yang murni untuk kesehatan masyarakat. WHO telah dikendalikan oleh kepentingan perusahaan besar dan elit yang ingin mengontrol dan mendominasi masyarakat. Selama puluhan tahun melakukan penelitian, Martin mengumpulkan banyak bukti yang menunjukkan bagaimana WHO menggunakan pandemi sebagai alat untuk mengambil alih kekuasaan secara total, bahkan memperbudak rakyat.

Salah satu bukti utama adalah konstitusi WHO sendiri, yang menyatakan bahwa WHO punya hak untuk mengendalikan suatu negara dan mengeluarkan perintah yang harus dipatuhi. Menurut Martin, ini adalah ciri organisasi kriminal — yang mengambil kekuasaan secara ilegal dan korup.

Lebih lanjut, Martin menjelaskan bagaimana tindakan WHO seperti menetapkan pandemi COVID-19 dan memaksakan vaksin yang menurutnya masih eksperimental, justru melanggar prinsip kesehatan dan keselamatan masyarakat. Dia berpendapat bahwa ini bukan langkah perlindungan kesehatan, melainkan cara untuk memasukkan bioteknologi penyunting gen guna mengontrol populasi.

Martin juga menuduh WHO berada di balik beberapa wabah besar seperti SARS, Ebola, dan COVID-19, yang menurutnya sengaja disebarkan sebagai senjata biologis untuk menimbulkan ketakutan, memberlakukan keadaan darurat militer, dan memindahkan kekuasaan ke tangan elit tak terpilih. WHO diketahui sudah lama mengetahui wabah ini tapi tidak melakukan apa-apa untuk menghentikannya, malah memanfaatkannya untuk memperluas kekuasaan.

Dr. Martin juga menyoroti uji coba vaksin yang baru-baru ini dilakukan, yang menyebabkan kematian puluhan anak-anak. Dalam studi tersebut, 66 anak yang divaksin dan 28 anak dalam kelompok plasebo meninggal dunia. Martin sangat terkejut dengan kurangnya transparansi dan seolah WHO tidak peduli dengan korban yang berjatuhan ini. Ia menuduh WHO lebih mengutamakan keuntungan daripada keselamatan manusia.


Baca Juga: Percobaan Sifilis di Guatemala oleh CIA


“WHO tidak seperti yang mereka katakan," ujar Dr. Martin. “Mereka adalah organisasi korup yang lebih melayani kepentingan perusahaan farmasi besar, bukan kesehatan masyarakat. Kematian tragis ini adalah bukti nyata dari prioritas mereka yang salah.”

Hubungan antara WHO dan industri farmasi selama ini memang sudah jadi sumber kontroversi. Banyak kritikus menganggap kedekatan mereka menimbulkan konflik kepentingan dan kurangnya tanggung jawab saat terjadi masalah.

Tuduhan Dr. Martin sebenarnya bukan hal baru, tetapi karena latar belakangnya yang ahli di bidang ini, kata-katanya sangat diperhitungkan. Sebagai suara penting untuk keamanan vaksin, ia sudah lama memperingatkan praktik WHO yang dipertanyakan.

 Kematian 94 anak muda dalam uji coba ini adalah sebuah tragedi yang harus ada penjelasan. Tuduhan ini memicu kemarahan dan seruan agar ada penyelidikan lebih lanjut. Dunia berhak tahu kebenaran di balik kematian yang sebenarnya bisa dicegah ini, dan peran WHO di dalamnya.

Yang pasti, WHO harus bertanggung jawab atas semua kesalahan ini. Kepercayaan masyarakat mulai runtuh, dan kasus seperti ini hanya membuatnya semakin parah. Sudah waktunya WHO jujur dan bertanggung jawab. Nyawa anak-anak ini penting, dan yang bertanggung jawab harus menghadapi konsekuensi.

Keberanian Dr. David Martin mengungkap hal ini menjadi harapan bagi banyak orang yang menginginkan kebenaran dan keterbukaan dalam bidang kesehatan masyarakat. Kata-katanya adalah panggilan bagi seluruh dunia untuk menuntut perubahan dan transparansi dari lembaga yang seharusnya melindungi kita. Hanya dengan pengawasan dan tekanan terus-menerus, kejadian tragis seperti ini tidak akan terulang di masa depan.

Martin juga mengaitkan WHO dengan Forum Ekonomi Dunia dan program Pemimpin Global Muda, yang menurutnya adalah kelompok elit tersembunyi yang diposisikan untuk menjalankan agenda pengurangan populasi dan perbudakan. Direktur Jenderal WHO, Tedros, disebutnya sebagai salah satu pemimpin psikopat yang tidak dipilih secara demokratis.

Yang lebih mengerikan, Martin menuduh WHO sering menyebarkan informasi palsu tentang pandemi yang menyebabkan pembatasan berlebihan, lockdown, kerusakan ekonomi, dan bahkan genosida. Namun sampai sekarang WHO belum pernah dimintai pertanggungjawaban secara hukum.

Martin mengatakan, WHO bukan organisasi kesehatan masyarakat, melainkan sindikat kriminal yang harus dibubarkan dan diproses hukum atas genosida. Organisasi ini telah menyebabkan penderitaan besar di seluruh dunia dan para pemimpinnya semestinya dipenjara.

Meski sebagian orang menganggap tuduhannya berlebihan, bukti yang dia tunjukkan didukung dengan dokumen, sejarah, dan kesaksian orang dalam yang menggambarkan upaya licik untuk menggunakan WHO dan badan PBB lain sebagai alat totaliter demi membentuk tatanan dunia baru yang otoriter.

Dengan peringatan ini, warga negara dan pemerintah di seluruh dunia sebaiknya mulai mempertanyakan otoritas WHO dan menolak semua perintah yang melanggar konstitusi. Topeng WHO sudah terlepas, dan agenda gelap mereka sudah jelas terlihat. Kini tergantung pada kita untuk bersatu menghadapi ancaman ini dan memperjuangkan hak serta kebebasan kita.


Sebelumnya Selanjutnya