![]() |
Aurora SR-75 |
Aurora Program adalah nama yang sering dikaitkan dengan proyek militer Amerika Serikat yang dipercaya bertujuan mengembangkan pesawat pengintai hipersonik, yang mampu terbang dengan kecepatan lebih dari Mach 5. Hingga kini, belum ada pengakuan resmi mengenai keberadaan program ini. Namun, berbagai petunjuk menunjukkan pemerintah AS memang berupaya menciptakan kendaraan semacam itu pada akhir 1980-an hingga awal 1990-an, meski status operasionalnya masih dirahasiakan.
Laporan penampakan pertama pesawat misterius ini muncul pada tahun 1989 di Skotlandia. Saat itu, para saksi mata menggambarkan melihat sebuah pesawat besar berbentuk segitiga yang melakukan manuver-manuver luar biasa. Laporan serupa terus bermunculan di tahun-tahun berikutnya, termasuk di California, Inggris, Belgia, dan Australia. Ciri-ciri penerbangan yang dilaporkan, seperti kecepatan sangat tinggi, terbang rendah, dan ledakan sonik yang tidak biasa, sesuai dengan karakteristik pesawat hipersonik.
Salah satu bukti menarik muncul pada tahun 1992, ketika Menteri Pertahanan Skotlandia, Robert Key, mengakui di parlemen bahwa radar pernah menangkap pesawat tak dikenal melaju dengan kecepatan Mach 3,5 di atas Laut Utara. Namun, pernyataan ini kemudian dibantah oleh Kementerian Pertahanan Inggris, sehingga memunculkan dugaan adanya upaya menutupi proyek militer rahasia AS.
Pada tahun 1993, sebuah makalah NASA tentang sistem propulsi hipersonik menyebut Penetrator SR-75 sebagai pesawat hipersonik berbentuk segitiga yang tengah dikembangkan. Melalui permintaan dokumen rahasia menggunakan Freedom of Information Act (FOIA), diduga nama ini merupakan kode untuk Aurora. Salah satu dokumen FOIA bahkan menyebut adanya anggaran khusus untuk “Aurora SR-75” pada akhir 1980-an. Selain itu, anggaran Angkatan Udara AS tahun 1985 juga memuat pos biaya untuk “program pengintaian khusus”, namun detailnya seluruhnya disamarkan.
Spesifikasi teoretis Aurora antara lain:
- Kecepatan jelajah: Mach 6–7+ (sekitar 7.400–8.500 km/jam)
- Panjang: 38–47 meter
- Lebar sayap: 23–27 meter
- Tinggi: 6–7,5 meter
- Sistem tenaga: Diduga menggunakan scramjet dengan dukungan roket (ramjet pembakaran supersonik)
- Muatan: Sensor pengintai
- Jangkauan: Seluruh dunia, dengan kemampuan menembus wilayah target berulang kali dalam satu misi
- Ketinggian operasional: Lebih dari 30.000 meter
Tenaga dorong hipersonik memungkinkan Aurora memasuki tepi antariksa dan kembali ke bumi dalam waktu singkat, membuatnya hampir mustahil dijangkau sistem pertahanan udara musuh. Bentuk segitiganya juga memberikan bidang pandang luas untuk sensor sekaligus menjaga stabilitas pada kecepatan tinggi.
Walaupun status operasional Aurora masih misterius, banyak pihak meyakini program ini adalah bagian dari “black project” yang lebih besar—menggabungkan armada pesawat rahasia lain—dan bisa jadi Aurora kini sudah digantikan atau dilengkapi dengan teknologi yang lebih canggih sejak 1990-an.
Peran utama Aurora diperkirakan meliputi:
- Pengambilan citra dari ketinggian sangat tinggi serta pengintaian inframerah, memudahkan identifikasi target seperti silo peluncuran rudal, pangkalan udara, hingga instalasi militer.
- Pengumpulan intelijen elektronik (ELINT) dan sinyal (SIGINT), termasuk penyadapan komunikasi serta radar lawan.
- Pengambilan citra radar beresolusi tinggi dari ketinggian rendah.
- Kemungkinan membawa rudal hipersonik atau senjata presisi untuk misi serangan.
Keberadaan pesawat pengintai hipersonik semacam ini tentu akan memberikan keuntungan strategis luar biasa bagi militer AS dalam hal penguasaan medan tempur dan penargetan secara real-time. Namun, tantangan teknis dalam pengoperasian pada kecepatan ekstrem, biaya yang sangat besar, serta potensi dampak lingkungan membuat sebagian kalangan meragukan kelayakan dan keberlanjutan proyek seperti Aurora. Bahkan jika proyek ini telah dibatalkan, teknologi dan hasil risetnya diyakini tetap menjadi fondasi pengembangan pesawat generasi berikutnya dan sistem senjata hipersonik modern.
Hingga hari ini, belum ada bukti nyata yang dideklasifikasikan tentang keberadaan Aurora, dan pemerintah AS pun terus membantahnya. Meski begitu, laporan penampakan yang sulit dijelaskan dan bukti-bukti tersirat yang terus bermunculan selama puluhan tahun membuat banyak ahli penerbangan yakin pesawat pengintai hipersonik semacam Aurora pernah diluncurkan dan diuji coba pada akhir 1980-an hingga awal 1990-an. Kebenaran soal spesifikasi dan sejarah operasional Aurora masih menjadi misteri yang terkunci rapat dalam arsip rahasia pemerintah, namun bayangan tentang kehebatan pesawat futuristik ini terus menjadi topik hangat di kalangan penggemar militer dan teori konspirasi.